20 Kata-Kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang Baik untuk Perenungan Diri

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Doc: googleimages

Grafikanews.com - Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah seorang tokoh sufi yang mempunyai gelar Sulthonul Auliya atau raja dari seluruh para wali.

Dia merupakan wali yang memadukan antara syariat sufisme secara praktis dan aplikatif.

Selama kehidupannya, Syekh Abdul Qadir menjadi wali yang sangat mahsyur.

Ia termasuk wali yang pandai menguasai ilmu pengetahuan khususnya di bidang agama.

Hingga saat ini namanya masih menjadi sangat populer di tengah masyarakat. Nama Syekh Abdul Qadir seringkali disebutkan dalam acara keagamaan bahkan manaqibnya sering dibaca oleh umat Islam di masa kini.

Dirangkum dari liputan6.com, berikut 20 kata-kata bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang baik untuk perenungan diri.


Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

1. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.

2. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.

3. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu.

4. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu.

5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya.

1. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.

2. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.

3. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu.

4. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu.

5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya.

6. Dunia boleh saja ditanganmu atau berada di sakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya di dalam hati. Engkau boleh menyimpannya di luar pintu (hati), tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu.

7. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan.

8. Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang.

9. Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya.

10. Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti "buah pikiran".

11. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.

12. Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya.

13. Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang dibutuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya.

14. Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehnya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki.

15. Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.

16. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.

17. Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.

18. Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui.

19. Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki.

20. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.

(Red)

Tags: